BENDA ANTIK ORISINIL, VINTAGE DAN KONTEMPORER. -------------------------------------------------------- "Semua sentuhan, keringat, debu dan cuaca, meninggalkan jejak tanda kehidupan, menciptakan nyawa ,,," - FILOSOFI PATINA ................................................................................................ patinantik@gmail.com ......+62-878-3901-8182
Home
▼
March 17, 2017
MAJALAH KADJAWEN II
6 MAJALAH KADJAWEN 1940an
Terbitan Balai Poestaka, Batavia
21 x 29 cm
# No. 88 / 4 Nov. 1941 - 20 halaman
Ada noda, geripis bekas gigitan tikus
# No. 97 / 5 Des. 1941 - 20 halaman
Ada noda, lecet sedikit-sedikit
# No. 100 / 16 Des. 1941 - 16 halaman
Ada noda, lecet sedikit-sedikit
# No. 6 / 16 Jan. 1942 - 16 halaman
Ada sompal besar dimakan si Tikus
# No. 7 / 20 Jan 1942 - 20 halaman
Ada noda dan sobek pada sudut di 3 lembar pertama
# No. 8 / 23 Jan. 1942 - 16 halaman
Ada noda dan lecet, cuil sedikit-sedikit
6 majalah berbahasa Jawa dalam aksara Latin, suasana perang Asia Pasifik tercermin dalam isi-nya. Mendekati bulan-bulan akhir hidup majalah ini sebelum masuknya Jepang pada awal Maret 1942.
Pada masa pendudukan Jepang, majalah ini adalah salah satu yg ditutup, alasannya mungkin saja karena terbitan Balai Poestaka yang notabene adalah perwakilan pemerintahan Hindia Belanda dalam bidang pemberitaan / pendidikan.
Buku-buku dan kertas tua sering dijumpai dalam kondisi pernah di 'baca' Tikus. Tidak mengherankan karena Tikus dikenal sebagai salah satu jenis binatang yang paling pintar, ingin menambah ilmu dengan 'membaca'.
Sulit menjebak tikus dewasa dalam perangkap yang sama diwaktu yang berdekatan. Dia akan belajar dari pengalaman 'teman'nya yang tertangkap hingga tidak jatuh dalam jebakan yang sama di tempat yang sama.
Kecerdasan dan kegigihan Tikus mencari makan dan 'harta' di gambarkan juga dalam kepercayaan Hindu sebagai hewan yang menemani sang Dewa kemakmuran / harta Kubela, atau Jambala dalam agama Buddha.
Herannya kecerdasan Tikus sebagai binatang tidak di praktekkan oleh Tikus yang berwujud manusia, mereka terus melakukan kebodohan dan kejahatan yang sama terus berulang, walau sudah melihat temannya banyak tertangkap.
Mungkin hukuman untuk Tikus manusia tidaklah cukup hanya penjara dan penyitaan harta. Mereka harus dihukum mengerogoti dan memakan buku-buku tampa boleh makan makanan manusia. Agar menjadi pintar dan bijaksana seperti teman Tikus aslinya.
6 buku :
Rp 325.000,- / IDR
No comments:
Post a Comment