Home

March 20, 2015

QING DYNASTY KRAAK PORCELAIN PLATE





PIRING MOTIF KRAAK DINASTY QING
Keramik porselen lukis biru bawah glasir
1820 - 1830an, Jingdezhen, Cina
Marking perusahaan pembuat ( ? )
Diameter 18,5cm, tinggi 3,5cm
Kondisi utuh, ada beberapa cacat pembakaran / flaw

Motif pembagian bidang menjadi beberapa panel pada interior piring yang dikenal dengan motif 'kraak' mulai di eksport oleh Cina sejak Dinasty Ming periode Wanli pada akhir abad 16 untuk pangsa pasar Eropa.
Pertama oleh Portugis dan Spanyol, kemudian menjadi dominasi Belanda lewat V.O.C yang pengirimanya dari Cina dalam jumlah besar dan kontiniu ke pelabuhan di Batavia.
Dari Batavia benda dengan motif yang digemari oleh orang kulit putih ini baru di jual oleh perusahaan V,O,C ke seluruh Eropa dan Amerika.

Benda eksport untuk pangsa Eropa ini terhenti pada petengahan abad 17 ketika tejadi pergantian kekuasaan dari dinasty Ming ke Qing ( 1644 ).
Untuk memenuhi kebutuhan selera akan keramik motif 'banyak panel' ini V.O.C memesan dari Jepang.
Keramik motif 'kraak' buatan Jepang beredar hingga awal abad 18 sebelum pesanan keramik eksport ini kembali ke Cina pada Dinasty Qing periode Kangxi dan Yongzheng. Tapi apesnya masa ini tak berlangsung lama, kraak seri ke 2 buatan Cina hanya berlangsung sesaat, sebelum akhirnya berhenti karena jenuh dan berubahnya selera konsumen Eropa akan motif ini.

Seri ke 3 sebagai revival terjadi di awal abad 19, periode Daoguang, yang banyak mengulang beberapa motif klasik dari Dynasty Ming.

1 piring ini :
Zold - Jakarta

BRITISH MEAT PLATTER DRAINER













TIRISAN DAGING THOMAS FELL & Co
Tembikar keramik transferprint di bawah glasir.
Marking tekan / impressed mark F jangkar dan angka 18.
1835, Newcastle, Inggris.
Panjang 37 cm, lebar 27,7 cm, tebal 1,7 cm.
Benda terpakai yang relatif masih baik, glasir masih sangat kilap, ada hairline tak tembus dan sedikit warna memudar pada pinggir sebelah kiri.

Keramik Thomas Fell & Co ( 1817 - 1890 ) termasuk salah satu pabrikan keramik Inggris yang banyak dikoleksi, terutama produk awalnya, jumlahnya tidak banyak yang berwarna merah jambon seperti ini.
Keramik ini adalah wadah untuk meniris lemak dan cairan pada masakan daging hewan atau ikan. Biasanya di letakan di atas piring besar yang senada dekorasinya, tapi sangat sulit menemukan wadah tirisan sejenis ini satu set dengan piring besarnya, terutama produk awal di bawah tahun 1850. Jumlah tirisan yang berusia 180 tahun ini saja sudah jarang, apalagi yang masih satu set, tentu jauh lebih langka. Sudah menjadi kewajaran umum untuk mengkoleksi keramik seperti ini secara terpisah.

Keramik tirisan ini mempunyai banyak nama, disebut porcelain mezzanine, meat drainer, meat strainer atau produk yang lebih baru di namai cress dish. Termasuk prabot keramik Eropa kuno yang sudah jarang di fungsikan lagi seperti veilleuse pemanas makanan.

Keindahan transferprint pada awal abad 19 ini tidak kalah dengan lukis tangan, detail dan kelembutan warnanya berbeda dengan produk transferware akhir abad 19 atau awal abad 20.
Penurunan kualitas atau dekadensi ternyata selalu terjadi sepanjang sejarah umat manusia di segala bidang, transferprint yang ditemukan di Inggris pada pertengahan abad 18 menemukan kualitas terbaiknya diakhir abad 18 dan awal 19, tapi kemudian semakin merosot kualitasnya karena produk massal, sampai sirna di awal abad 20, tergantikan oleh tehnik lain.

Sama seperti handphone, yang awal lebih awet dibanding yang sekarang, yang di desain untuk rusak setelah beberapa waktu. Yang dulu lebih berbobot, bisa di jadikan senjata kalau kita berkelahi, yang sekarang handphonenya loading melulu, menghabiskan usia kita untuk menunggu. Makanya kita suka yang dulu, yang antik, kadang jauh lebih bermutu.

Keramik bolong-bolong yang keliatannya lumayan bermutu ini :
Rp 600.000,-

March 19, 2015

PETRUS REGOUT SPHINX BOERENBONT BOWL












MANGKOK BESAR PETRUS REGOUT & Co, MAASTRICHT II
Tembikar keramik lukis tangan.
Marking tekan / impressed logo Sphinx dan No.seri.
Akhir abad 19, Maastricht, Belanda.
Diameter 33,6 cm, tinggi 8 cm.
Kondisi relatif baik, ada retak seribu dan flex di bawah glasir. Ada satu chip kecil se'upil' glasir yang lepas.

Semua piring keluaran pabrik keramik Belanda dengan motif dan warna seperti ini di kenal sebagai piring boerenbont, sepintas wujudnya mirip dengan piring spongeware atau stick spatterware dari Inggris, Scotlandia, Belgia atau Jerman. Karena pada awalnya motif dan gaya seperti ini tercipta oleh pabrikan Belanda ( terutama P. Regout di pertengahan abad 19 ) dari hasil meniru gaya keramik spongeware pabrikan Inggris dan Scotlandia yang sangat populer di awal abad 19.
Pada perkembangan selanjutnya keramik pabrikan Belanda menemukan jati diri dan gayanya tersendiri, sehingga lebih dikenal dengan istilah keramik boerenbond, dengan perbedaan yang sangat tipis dengan keramik spongeware. lebih ke pemakaian istilah masing-masing negara. Kalau kita malah lebih mudah, semua kita 'hajar' dengan satu nama, piring "kangkung".

Keramik boerenbont tua banyak beredar terbatas di Asia Tenggara, baik keluaran P. Regout Sphinx atau Societe Ceramique, kelangkaannya tidak kalah dengan keramik spongeware. Di tahun 1920an juga ada keramik imitasi boerenbond buatan pabrikan Jepang, termasuk sudah layak di koleksi untuk menambah variasi.

Di Belanda motif seperti ini tetap di produksi sampai sekarang, di Indonesia piring 'kangkung' besar imitasi buatan Cina (?) juga sudah banyak beredar, lengkap dengan marking P. Regout di pantatnya, tapi untunglah, lumayan keliatan palsunya.
Zold - Makassar

BRITISH POTTERY SPONGEWARE PLATE











PIRING KANGKUNG MOTIF BUNGA TUMPUK
Keramik lukis dan cap di bawah glasir.
1860 - 1890, Scotlandia atau Inggris.
Diameter 24,7 cm, tinggi 2,8 cm.
Kondisi relatif baik, ada retak halus tak tembus pada pantat piring.

Keramik 'kangkung'' buatan Inggris dan Skotlandia di kenal sebagai pelopor awal piring tipe spongeware di Eropa. Usianya kadang jauh lebih tua dari keramik serupa buatan negara lain.
Tipe keramik yang di peruntukkan untuk rakyat umum kelas bawah ini kini di akui sebagai seni folk art-nya orang Eropa dan Amerika. Motifnya bermacam-macam, berbeda-beda karakter sesuai negara pembuatnya, kalau buatan pabrikan Belanda cenderung mengacu pada motif tradisi boerenbond.

Keramik 'kangkung' buatan Scotlandia biasanya banyak yang tampa marking, karena pengerjaan motifnya sering dikerjakan di rumah oleh ibu-ibu rumah tangga. Setelah selesai semua baru di kumpulkan di pabrik untuk pembakaran tahap berikutnya.
Pembuatan motif sangat manual dan sederhana, ada motifnya dilukis secara langsung atau motif yang di 'cap' dengan semacam 'stempel' busa. Dan yang paling sering adalah penggabungan dari ke-dua teknis itu seperti piring di atas. Warna hijau adalah lukis langsung, sedangkan warna merah, biru, ungu dan hitam adalah hasil 'cap' dari stempel busa.

Piring ini sangat tidak 'sempurna', ada banyak 'kesalahan' di dalam-nya, warna yg seperti luntur, cap motif yang tidak tercetak seluruhnya dan pembagian bidang motif yang tidak center. Tapi justru ini yang membuat sisi manusiawi dan unsur 'low-tech"-nya sangat terasa, sehingga dapat di pahami kenapa keramik tipe ini dianggap sebagai 'folk art'nya orang Eropa.
Seni keseharian yang berlaku di rakyak kebanyakan yang lebih mengutamakan esensi kebutuhan dibanding kesempurnaan.

Zold - Canberra

VINTAGE SMF SCHRAMBERG MAJOLICA PLATES









2 PIRING SUP MAJOLIKA
Keramik lukis di bawah glasir.
Marking SMF Schramberg, Bernau.
1950 - 1970, Schramberg, Jerman.
Diameter 23,3 cm, tinggi 4,8 cm.
Kondisi masih baik, di salah satu piring ada sedikit hairline.

SMF atau Schramberg Majolikafabrik mempunyai sejarah panjang dalam dunia keramik di Jerman, berdiri sejak 1820 dan pernah menjadi anak pabrik dari Villeroy & Boch selama 30 tahun.

Pada 1920an, SMF banyak memperkerjakan seniman berbakat untuk mendisain bentuk dan pola visual pada keramiknya, diantaranya yang paling terkenal adalah Eva Zeisel / Stricker, dan pada 1950an ada Elfie Stadler. Karya ke-dua designer itu pada keramik SMF termasuk ''collector item '', tapi piring ini bukan salah satu design dari mereka,,

Ke-2 piring :
Zold - Makassar